- Berikan Data yang Jelas dan Relevan
Orang dengan tipe Thinking cenderung berpikir rasional dan memutuskan berdasarkan data dan fakta yang jelas. Oleh karena itu, saat berbicara dengan mereka, penting untuk menyediakan informasi yang berbasis fakta dan data.
Contoh:
– “Hasil tes keuangan bulan lalu menunjukkan bahwa pengeluaran kita lebih besar dari pendapatan, sehingga kita perlu memangkas beberapa biaya operasional untuk menjaga kestabilan keuangan perusahaan.”
– “Dari analisis data, diketahui bahwa 75% pelanggan memilih produk ini karena kualitasnya, sementara 25% lebih tertarik pada harga yang lebih murah. Hal ini perlu kita pertimbangkan dalam merumuskan strategi pemasaran.”
- Sampaikan Secara Terstruktur dan Logis
Thinking lebih mudah mencerna informasi yang disajikan secara terorganisir dan terstruktur dengan jelas. Presentasikan informasi Anda dalam urutan yang logis, mulai dari latar belakang, analisis, hingga kesimpulan.
Contoh:
– “Untuk meningkatkan efisiensi produksi, kita perlu melakukan tiga hal: pertama, memperbaiki sistem pengendalian persediaan, kedua, melatih kembali karyawan agar lebih terampil dalam menggunakan mesin baru, dan ketiga, mempercepat proses verifikasi kualitas agar produk lebih cepat sampai ke pelanggan.”
– “Saya melihat ada tiga faktor yang memengaruhi penurunan performa tim: pertama, kurangnya komunikasi yang efektif, kedua, tidak ada pembagian tugas yang jelas, dan ketiga, kurangnya motivasi yang disebabkan oleh beban kerja yang tidak merata.”
- Jelaskan Hubungan Sebab-Akibat
Orang dengan kecerdasan Thinking lebih mudah memahami konsep atau situasi ketika dijelaskan dengan logika sebab-akibat yang jelas. Mereka cenderung ingin tahu “mengapa” sesuatu terjadi dan “apa” dampaknya.
Contoh:
– “Jika kamu tidak mengikuti jadwal belajar dengan konsisten, maka kamu akan kesulitan memahami materi. Akibatnya, nilai ujian kamu akan turun, dan jika nilai turun, kamu mungkin tidak lulus.”
– “Proyek ini terhambat karena kita tidak bisa menyelesaikan fase pertama tepat waktu. Akibatnya, fase kedua harus ditunda, yang menyebabkan keterlambatan dalam pengiriman ke klien.”
- Berikan Konsekuensi yang Jelas
Orang Thinking sangat memperhatikan dampak atau konsekuensi dari setiap tindakan yang diambil. Menyampaikan konsekuensi secara langsung akan membantu mereka memahami urgensi situasi dan dampak keputusan yang akan mereka buat.
Contoh:
– “Kak, kalau kamu tidak menyelesaikan tugas ini tepat waktu, kamu akan kehilangan kesempatan untuk mengajukan beasiswa. Itu berarti kamu harus mencari alternatif lain untuk pendanaan kuliah.”
– “Jika perusahaan gagal mencapai target penjualan bulan ini, kita terpaksa akan melakukan pengurangan staf. Hal ini tentu akan mempengaruhi stabilitas keuangan tim.”
- Sediakan Argumentasi yang Kuat dan Rasional
Karena orang dengan tipe Thinking cenderung analitis dan suka berdebat, sangat penting untuk memberikan argumentasi yang solid dan didukung dengan alasan yang kuat. Mereka menghargai diskusi yang berbasis logika dan data.
Contoh:
– “Kamu bilang penggunaan teknologi baru bisa mengurangi biaya operasional, tapi data menunjukkan bahwa investasi awal yang besar dan waktu pelatihan yang diperlukan justru akan menghambat efisiensi dalam jangka pendek. Jadi, kita perlu mempertimbangkan dengan cermat.”
– “Menurut saya, PJJ (Pembelajaran Jarak Jauh) justru memberikan lebih banyak fleksibilitas dan waktu belajar bagi kamu. Dengan waktu yang lebih fleksibel, kamu bisa mengatur waktu lebih baik dan fokus pada tugas, bukan beralasan soal metode pembelajaran.”
- Fokus pada Objek, Bukan Perasaan
Orang Thinking cenderung lebih objektif dan lebih tertarik untuk membahas masalah atau topik berdasarkan fakta, bukan perasaan pribadi. Dalam komunikasi dengan mereka, fokuslah pada isi percakapan dan hindari terlalu banyak membahas perasaan atau opini pribadi yang tidak didukung oleh fakta.
Contoh:
– “Penampilan teman-teman harus dinilai berdasarkan kemampuan mereka dalam menyelesaikan tugas. Jangan biarkan perasaan pribadi menghalangi penilaian yang objektif.”
– “Keputusan yang kita ambil harus didasarkan pada data yang ada. Jadi, mari kita analisis hasil simulasi terlebih dahulu untuk memutuskan solusi terbaik.”
- Hindari Mengulang Pesan
Mengulang-ulang pesan hanya akan membuat orang Thinking merasa tidak dihargai atau diremehkan. Cukup sampaikan pesan dengan jelas dan beri jeda agar mereka dapat berpikir dan mencerna informasi yang diberikan.
Contoh:
– “Kak, kamu sudah paham kan apa yang Ibu katakan? Jadi, pastikan untuk langsung mengerjakan tugas sesuai instruksi.”
– “Kamu mengerti perintah saya, kan? Jika ya, langsung lakukan langkah pertama dan beri laporan hasilnya minggu depan.”
Dengan memahami gaya komunikasi orang dengan tipe mesin kecerdasan Thinking, kita dapat menciptakan interaksi yang lebih efektif dan membangun hubungan yang lebih baik. Komunikasi yang berbasis pada data, logika, dan analisis rasional, penyampaian informasi yang jelas, terstruktur, dan fokus pada konsekuensi serta argumentasi yang rasional akan membantu mereka memahami pesan dengan lebih baik.
Nah, bagaimana? Apakah Anda sudah mengoptimalkan hasil dari tes STIFin?
Bila belum tes STIFIn, silakan klik Tes STIFIn Online ( https://s.id/tes-stifin-online)
@stifingenetic