Seseorang menjadi pakar ketika ia mendalami satu disiplin ilmu sedalam-dalamnya. Kepakaran itu memiliki nilai yang tinggi, karena dengan kepakaran itulah persoalan paling rumit sekalipun di bidang itu bisa diselesaikan. Makin dalam kepakarannya akan makin mahal harganya.
Ilmuwan muslim selain ilmunya mendalam mereka juga meluas. Mereka menguasai berbagai disiplin ilmu. Mereka pakar dan setidaknya mereka juga ulama yang paham agama. Bahkan ternyata mereka bukan hanya menguasai dua disiplin ilmu, kebanyakan mereka menguasai disiplin-disiplin ilmu lainnya. Psikologi, kedokteran, matematika, biologi, kimia, fisika dan lainnya.
Lintas disiplin ilmu ini saat ini menjadi lebih diperlukan agar keilmuannya memiliki konteks. Tidak harus semuanya mendalam. Setidaknya pada hal-hal yang fundamental mereka memiliki ilmu yang meluas. Kemudian ada satu disiplin yang menukik. Paradigma meluas diperlukan demi menyelesaikan masalah secara komprehensif dan menjadi kontekstual. Paradigma meluas akan mengembangkan ilmu dari sekedar informasi menjadi value (nilai). “The specialist for the construction of the whole” konsep Prof Daoed Joesoef. Inilah jalur capaian yang terbaik.
Dengan jalur hidayah, seorang pakar yang sudah meluas dan mendalam tadi akan dibuat meninggi. Ia lebih memahami jejaring kehidupan dengan lebih baik. Bahkan jalur hidayah dimanfaatkan sebaik mungkin untuk terbukanya rahasia-rahasia ilahi yang tidak terjangkau oleh jalur capaian.
Belajar ilmu STIFIn mendorong anda menjadi #FokusSatuHebat yang memahami konteks #HubunganSegilima yang holistik untuk mendaki matra #PersonalitiMentalitiMoralitiSpiritualiti. Insyaallah sudah on the right track. #MendalamMeluasMeninggi
Ayah Farid Poniman
Penemu STIFIn