Jakarta – Waktu terus berjalan dan perubahan terus terjadi, banyak orang yang tertarik untuk mengetahui lebih dalam tentang potensi diri mereka melalui berbagai tes kepribadian dan kecerdasan. Salah satu metode yang semakin populer adalah tes STIFIn yang menggunakan metode pemindaian sidik jari. Namun, apa yang sebenarnya membedakan tes STIFIn dari tes sidik jari lainnya? Mari kita membahas secara mendalam perbedaan tersebut, dengan fokus pada konsep belahan otak dominan dan selaput otak dominan.

Tes STIFIn adalah metode yang digunakan untuk mengidentifikasi Mesin kecerdasan (belahan otak dominan) dan Drive Kecerdasan (selaput otak dominan) seseorang berdasarkan pemindaian sidik jari. STIFIn adalah singkatan dari Sensing, Thinking, Intuiting, Feeling, dan Instinct, yang merupakan lima Mesin Kecerdasan utama yang diidentifikasi oleh tes ini. Tes STIFIn tidak hanya melihat algoritma sidik jari secara umum, tetapi juga menganalisis keterkaitan antara algoritma sidik jari dengan  belahan otak dominan dan selaput otak dominan

Belahan Otak Dominan (Mesin Kecerdasan)

Salah satu konsep utama dalam tes STIFIn adalah belahan otak dominan (Mesin Kecerdasan). Otak manusia terdiri dari lima belahan, yaitu limbik kiri, neokorteks kiri, neokorteks kanan, dan otak tengah, yang masing-masing memiliki karakteristik yang berbeda.

Tes STIFIn menggunakan algoritma sidik jari untuk menentukan belahan otak dominan mana yang lebih dominan pada seseorang. Misalnya, seseorang dengan belahan otak dominan  kiri memiliki Mesin Kecerdasan Thinking (T) atau Sensing (S), sementara seseorang dengan belahan otak dominan kanan mungkin lebih cocok dengan Mesin Kecerdasan Intuiting (I) atau Feeling (F). Mengetahui belahan otak dominan dapat membantu seseorang memahami cara mereka berpikir, belajar, dan berinteraksi dengan dunia sekitar. Sementara yang belahan otak dominannya otak tengah, yang Mesin Kecerdasan Instinct.

Selaput Otak Dominan (Drive Kecerdasan)

Selain belahan otak, tes STIFIn juga memperhatikan selaput otak dominan. Dalam konsep STIFIn, selaput otak dominan terdiri dari dua jenis, yaitu: selaput abu-abu berongga di bagian luar dan selaput putih dibagian dalam. Keduanya memiliki peran penting dalam menentukan bagaimana seseorang memproses informasi dan bereaksi terhadap lingkungan.

  1. Selaput Abu-Abu Berongga: Terletak di bagian luar yang membungkus otak dan berfungsi sebagai kemudi, bersifat netral, dan seseorang dengan selaput otak dominan ini, stimulusnya datang dari luar ke dalam dirinya. Kemudian mempunyai falsafah hidup yang tidak menyukai dirinya terpojok, dan cara memfasilitasi dirinya dengan diberikan tantangan.
  2. Selaput Putih: Terletak di bagian dalam, dibawah selaput abu berongga dan berfungsi sebagai kemudi, bersifat netral, dan seseorang dengan selaput otak dominan ini, stimulusnya datang dari dalam dirinya ke luar. Kemudian mempunyai falsafah hidup yang menyukai sesuatu yang membuat dirinya nyaman apalagi sesuatu yang menguntungkan dirinya, dan cara memfasilitasi dirinya dengan difasilitasi untuk bisa meraih apa yang akan atau dilakukan oleh dirinya.

Perbedaan Tes STIFIn dengan Tes Sidik Jari Lainnya

Berbeda dengan tes sidik jari lainnya yang hanya melihat pola-pola dasar sidik jari untuk mengidentifikasi karakteristik umum, terlebih lagi ada yang di dalam laporan hasil tesnya sudah mengakomodir analisa dari kecenderungan psikometrik dari seserang, sementara tes STIFIn menawarkan pendekatan yang lebih holistik dan mendalam. Beberapa perbedaan utama antara tes STIFIn dan tes sidik jari lainnya adalah:

  1. Pendekatan Multidimensional: Tes STIFIn tidak hanya melihat algoritma sidik jari, tetapi juga menganalisis belahan otak dominan dan selaput otak dominan. Ini memberikan gambaran yang lebih komprehensif tentang potensi genetik yang berupa Mesin Kecerdasan dan Drive Kecerdasan seseorang.
  2. Personalisasi: Dengan mengidentifikasi Mesin Kecerdasan dan Drive Kecerdasan, tes STIFIn dapat memberikan rekomendasi yang lebih spesifik dan relevan bagi individu, baik dalam hal pendidikan, karir, maupun pengembangan pribadi.
  3. Validitas Ilmiah: Tes STIFIn dikembangkan berdasarkan penelitian, hipotesa, dan sintesa yang menghubungkan algoritma sidik jari dengan belahan otak dominan dan selaput otak dominan. Hal ini memberikan dasar ilmiah yang kuat untuk analisis dan interpretasi hasil tes. Di mana Konsep STIFIn juga merupakan kompilasi dari teori – teori besar yang sudah ada sebelumnya.
  4. Aplikasi Praktis: Hasil tes STIFIn dapat digunakan dalam berbagai aspek kehidupan, mulai dari metode belajar yang efektif, strategi kerja, hingga pemilihan karir yang sesuai dengan potensi dan minat individu, di mana hingga saat ini Konsep STIFIn bisa menjawab tantangan di 16 aspek kehidupan (multi angle field).

Mengapa Harus Mencoba Tes STIFIn?

Mengingat berbagai keunggulan dan keunikan yang ditawarkan, tes STIFIn bisa menjadi alat yang sangat berguna untuk memahami diri sendiri dan mengoptimalkan potensi genetik yang dimiliki. Berikut beberapa alasan mengapa Anda harus mencoba tes STIFIn:

  1. Pemahaman Diri yang Lebih Baik: Dengan mengetahui Mesin Kecerdasan dan Drive Kecerdasan Anda, Anda dapat memahami kelebihan dan kekurangan diri Anda secara lebih mendalam.
  2. Pengembangan Potensi: Tes STIFIn membantu Anda menemukan cara terbaik untuk mengembangkan potensi Anda, baik dalam pendidikan, karir, maupun kehidupan pribadi.
  3. Komunikasi yang Efektif: Mengetahui Mesin Kecerdasan dan Drive Kecerdasan orang lain, terutama orang-orang terdekat, dapat meningkatkan kualitas komunikasi dan hubungan interpersonal.
  4. Perencanaan Karir: Hasil tes STIFIn dapat memberikan wawasan tentang karir yang paling cocok dengan potensi dan minat Anda, sehingga Anda dapat merencanakan masa depan dengan lebih terarah.

Tes STIFIn menawarkan pendekatan unik dan mendalam dalam memahami potensi diri melalui analisis belahan otak dominan dan selaput otak dominan. Dengan perbedaan mendasar dari tes sidik jari lainnya, tes STIFIn memberikan manfaat yang lebih komprehensif dan aplikatif dalam kehidupan sehari-hari. Jika Anda ingin mengetahui lebih dalam tentang diri Anda dan mengoptimalkan potensi yang dimiliki, tes STIFIn bisa menjadi langkah awal yang tepat. Mari kenali diri Anda lebih dalam dengan tes STIFIn dan buka pintu menuju pengembangan diri yang lebih maksimal.

Pen.Nizar Dangkua, Ed.Burhan Solihin

STIFIn merupakan konsep tentang fungsi otak dominan yang menjadi sistem operasi pada otak manusia (Sensing, Thinking, Intuiting, Feeling dan Insting). STIFIn juga merupakan metode untuk mengetahui jenis kecerdasan dan personaliti seseorang melalui Tes STIFIn.

Instagram Whatsapp
Quick Links
Contact Info
Email:

admin@stifingenetic.com

stifingenetic.id@gmail.com

Phone:

62857 7217 5078

Address:

Gedung Souvereign Plaza Jl TB Simatupang Kav 36 Jakarta Selatan

Copyright 2023 PT. STIFIN GENETIKA INDONESIA | All Rights Reserved