Jakarta – Konsep STIFIn, khususnya terkait dengan proses pembelajaran di sekolah, yang berfokus kepada potensi genetik dari setiap siswa, sangat sejalan dengan filosofi yang telah diperkenalkan oleh Bapak Pendidikan Indonesia, Ki Hajar Dewantoro. Di mana beliau mengatakan bahwa filosofi merdeka belajar adalah sebuah metode pembelajaran yang berfokus kepada potensi setiap siswa yang kodratnya berbeda – beda.

Hal ini membuat Farid Poniman dalam konsep STIFIn pun, mengenalkannya melalui Workshop STIFIn Tematik Teaching. Di mana di dalam pembelajaran tersebut, seorang guru akan diajarkan dan dilatih untuk dapat mengenali perbedaan dari masing – masing potensi genetik dari setiap siswa, tanpa mengesampingkan potensi yang ada pada dirinya sebagai seorang pendidik atau tenaga pendidik.

Dalam sebuah data hasil survei didapatkan data bahwa jumlah guru yang layak mengajar di Indonesia pada tahun ajaran 2020/2021 sebanyak 90,63% dari total guru yang ada di seluruh Indonesia, di mana jumlah ini terjadi kenaikan dari tahun ajaran sebelumnya, yaitu sebesar 9,6%.(dikutip dari www.databoks.katadata.co.id; Cindy Mutia Annur) Jika jumlah guru yang sudah layak mengajar sudah cukup banyak, dan jika dalam proses pembekalan dalam merdeka belajar memasukkan konsep STIFIn, maka hal ini akan makin memperkuat apa yang akan mereka lakukan dalam membuat modul ajar yang sesuai dengan potensi masing – masing siswa.