Jakarta – Dalam sebuah perbincangan disebuah perusahaan, terjadi obrolan antara beberapa orang:

Fajar berujar memulai pembicaraan dengan rekan – rekan satu kantornya, “Bro, kenapa ya si Budi yang mendapatkan promosi, bukankah Ridwan lebih pantas untuk mendapatkan posisi tersebut?”

“Wah itu dia, di perusahaan kita khan sudah ada sistem penilaiannya, Bro. Yaitu melalui beberapa tahan proses seleksi yang cukup ketat, so pasti yang terbaiklah yang terpilih,” ujar Sapto menimpali.

Tesa ngga mau ketinggalan untuk berpendapat,”Klo menurutku pribadi, apa yang dikatakan Fajar, tidak salah 100%, karena jika dilihat dari keseharian, kualitas pekerjaan, dan juga kompetensinya, Ridwan lebih baik dibandingkan dengan Budi, dan hal ini kita bisa akui dan lihat secara jelas khan.”

Fajar kemudian melanjutkan, “Jika diperhatikan dengan seksama, hal tersebut bisa diakibatkan oleh beberapa hal, seperti tes yang dilakukan menggunakan tes psikometrik, yang metode pengambilan sampel nya menggunakan questioner, interview, observasi, pencil, dan paper. Nah tes model seperti ini, yang disebut dengan tes psikometrik, sangat dipengaruhi oleh faktor lingkungan, dimana yang diukur adalah fenotip diri kita saat dilakukannya proses pengambilan sampel tersebut. Bisa saja kondisi Ridwan saat itu sedang tidak siap atau ada problem dan lainnya.”

Kemudian Sapto berkomentar, “Ah sok tahu kamu, Jar. Emang tes potensi, kepribadian, minat dan bakat yang digunakan adalah yang seperti itu”

“Ada alat tes potensi atau kepribadian dengan metode pemindaian sidik jari, dimana dengan tes tersebut, yang diukur adalah potensi genetik (tes STIFIn) yang merupakan bawaan lahir dari seseorang, dan sifatnya adalah tetap, sementara fenotip itu sangat dipengarusi oleh lingkungan,” jawab Fajar.

Tessa terlihat mengangguk – angguk mendengar penjelasan dari Fajar dan berujar, Wah aku baru tahu niy, ada metode tes seperti itu, Jar”