Dalam konsep STIFIn, introvert dan extrovert ini merupakan sesuatu yang sifatnya tetap, dan tidak bisa berdiri sendiri seperti halnya introvert dan extrovert yang diketahui melalui tes psikometrik. Keduanya harus berdampingan dengan Mesin Kecerdasan (MK; belahan otak dominan) dari seseorang, yang dalam Konsep STIFIn dikenal dengan Sensing (S), Thinking (T), Intuiting (I), dan Feeling (F). Yang disebut Personality Genetic, yaitu kombinasi dari Mesin Kecerdasan dan Drive Kecerdasan (selaput/lapisan otak dominan), menjadikan ada 9 (Sembilan) Personality Genetic, yaitu
Lho kenapa untuk Instict, tidak ada introvert dan extrovert nya. Hal ini disebabkan selaput/lapisan otak pada belahan otak Tengah (Instinct), berbaur langsung dengan batang otaknya.
Lalu apa yang membedakan introvert dan extrovert dalam Konsep STIFIn?
Perbedaannya bisa dilihat dari 3 hal, yaitu:
Untuk falsafah hidup ini maksudnya bagaimana? Ini dapat dengan mudah dibedakan menggunakan contoh sebagai berikut:
(Ketika kita berbicara dengan anak)
Anak introvert, maka kalimat yang digunakannya: “Berlian, tidak boleh nonton TV sebelum menyelesaikan pekerjaan rumah.” Kalimat ini berupa ancaman bagi diri si anak, yang dengan kata lain, anak introvert itu “anti neraka”, di mana ia akan bergerak melakukan sesuatu, jika dirinya dibuat menjadi tidak nyaman.
Sedangkan ketika berbicara dengan anak extrovert, maka kalimat yang kita gunakan, “Berlian, boleh menonton TV setelah menyelesaikan pekerjaan rumah.” Kalimat ini bagi seorang anak extrovert menjadi sebuah bentuk apresiasi atas apa yang sudah dilakukannya, dengan kata lain anak extrovert harus diiming – imingi dengan sesuatu yang membuat dirinya senang atau “cari surga”, cari kenikmatan atau kenyamanan.
Jika dilihat dari sisi cara memotivasinya pun berbeda, dengan kondisi yang sama ketika menghadapi anak.
Seorang anak introvert harus ditantang menggunakan kalimat, “Masa Rodrigues kalah pinter ama Fernando? Ayo dong tunjukkan bahwa dirimu lebih baik disbanding dia. Tetapi jangan lakukan ini dengan saudara kandung, karena itu artinya membandingkan satu anak dengan anak yang lain dan dapat memberikan dampak psikologis yang kurang baik pada sesaman saudara kandung.
Untuk anak extrovert, cara memotivasinya dengan memfasilitasi dirinya ketika akan melakukan sesuatu, sebagai contoh: “Rodrigues ayo kita belajar, ini Mami siapkan meja, buku, dan alat tulisnya disini ya. Mami juga akan menemani Rodrigues hingga selesai belajarnya, baru setelah itu kita bisa nonton TV.”
Nah anak Anda dan atau diri Anda termasuk yang mana ya? Yuk segera ketahui dengan menggunakan tes STIFIn. [Nizar Dangkua]
admin@stifingenetic.com
stifingenetic.id@gmail.com
62857 7217 5078
Gedung Souvereign Plaza Jl TB Simatupang Kav 36 Jakarta Selatan
Copyright 2023 PT. STIFIN GENETIKA INDONESIA | All Rights Reserved