Jakarta – Tes STIFIn – Dalam kehidupan kita, seringkali kita mendengar atau mengalami hal – hal, sebagai berikut:
“Aku punya keinginan kuliah di jurusan Tehnik Pertambangan, tetapi kedua orang tua, memintaku untuk kuliah Kedokteran seperti Ayah”
“Sudah kerja 5 tahun diperusahaan ini, dengan Tingkat kenyamanan dan posisi yang sudah cukup bagus, tapi diri ini merasa jenuh dan bukan ini yang aku inginkan”
“Perkuliahan sudah berjalan 4 semester, dan tinggal 4 semester lagi, sementara saat ini aku kok merasa makin lama aku merasa jurusan ini bukan yang aku inginkan”
Kalimat – kalimat di atas pernah kita dengar, baik itu dalam keluarga atau masyarakat, dan bahkan mungkin kita pun mengalaminya sendiri.
Agar tidak mengalami hal tersebut, maka seringkali orang tua kita dan bahkan kita sendiri memilih untuk melakukan tes potensi, kepribadian, minat dan bakat untuk mengetahui apa yang menjadi pilihan terbaik bagi diri kita di masa depan. Salah satunya adalah dengan melakukan tes STIFIn, yaitu tes yang menggunakan metode pemindaian sidik jari.
Sesuatu yang membuat diri kita galau, biasanya muncul akibat dari ketidaktahuan atau ketidakpahaman diri sendiri atas kekuatan atau potensi diri kita. Salah satu tanda bahwa diri kita galau, saat ditanya dengan pertanyaan – pertanyaan, sebagai berikut:
- Siapa kamu? Apa kekuatan dan kelemahanmu?
- Apa tujuan hidupmu? Apa indikator keberhasilanmu?
- Bagaimana kamu akan mencapai tujuan hidupmu?
- Legacy apa yang akan kamu tinggalkan?
Pertanyaan – pertanyaan di atas, akan sangat mudah dijawab ketika kita telah melakukan tes STIFin, di mana dengan tes tersebut kita akan bisa dengan tegas menjelaskan, minimal pertanyaan pertama dan kedua. Kegalauan tadi biasanya diakibatkan pengaruh lingkungan yang begitu kuat pada diri, sementara diri kita sendiri sedang bingung untuk menentukan atau memilih.
Selain tes STIFIn yang merupakan tes biometrik, bisa dilakukan dengan menggunakan tes psikometrik, yang cara pengambilan sampelnya dengan menjawab pertanyaan, interview, observasi, pencil, dan paper. Kegalauan diri dalam memilih jurusan sekolah, jurusan kuliah, profesi dan lain – lain bisa kita dapatkan juga melalui tes ini.
Lalu agar kita bisa mendapatkan kepastian atas kegalauan diri kita, sebaiknya kita menggunakan atau memilih metode yang mana ya? Kita harus memahami bahwa potensi atau kepribadian ini ada dua, yaitu:
- Potensi genetik
- Potensi yang dibangun oleh pengaruh lingkungan
Potensi genetik bisa kita ketahui salah satunya menggunakan tes STIFIn, sedangkan yang kedua bisa kita ketahui menggunakan metode tes psikometrik yang banyak digunakan pada umumnya.
Di dalam tes psikometrik (diluar tes STIFIn), yang diukur oleh alat tes adalah fenotip, yaitu kondisi diri kita yang saat ini, di mana kondisi kita saat ini terbangun oleh dua hal, yaitu genetik dan faktor lingkungan. Faktor lingkungan yang dimaksud adalah pola asuh orang tua, pendidikan, dinamika kehidupan, pengalaman kerja, budaya, nilai – nilai yang ada dalam masyarakat, dan lainnya yang sifatnya pengaruh dari luar diri kita.
Rasa galau muncul, biasanya ketika apa yang menjadi potensi genetik (bawaan lahir, bisa diketahui dengan tes STIFIn) diri kita, tidak sejalan dengan apa yang terjadi di lingkugan, seperti pemilihan sekolah, yang sering kali mengikuti permintaan orang tua, ikut – ikutan teman, cari sekolah atau kuliah yang gampang lulus, dan sebagainya. Begitu pula ketika kita sudah bekerja, kadang kala ada orang yang merasakan pada saat mulai kerja dimulai dengan niat, yang penting sudah dapat kerjaan, dikarenakan alasan untuk mendapatkan pekerjaan di masa sekarang ini sulit. Tetapi setelah dijalani beberapa waktu, mulai terasa kok tidak seperti apa yang dibayankan atau diinginkan, sehingga muncullah keinginan untuk mencari alternatif pekerjaan lain atau yang lebih parah, akhirnya menyebabkan performa kerja menjadi menurun.
Nah, jika dirimu galau atas kondisi saat ini? Tes STIFIn aja, karena STIFIn memudahkan hidupmu … STIFIn, menerangi jalan cahaya …
Keywords:
#konsep STIFIn #tes STIFIn #galau # psikometrik #biometrik